dilamedia.com, Informasi yang cepat dan mudah diakses saat ini sangat diperlukan, termasuk data kehadiran siswa dan guru. Seringkali sekolah diminta untuk mempresentasikan atau mengirimkan data kehadiran kegiatan pembelajaran tatap muka.
Dengan perkembangan teknologi yang sangat signifikan, tetapi bentuk pencatatan masih dilakukan secara manual menjadikan perhitungan kehadiran siswa masih belum terdata dengan baik.
Awalnya presensi dilakukan dengan menuliskan tanda tangan pada form yang diletakkan di hall sekolah. Namun, masalah timbul ketika melakukan rekapitulasi data kehadiran.
Untuk memudahkannya rekapitulasi presensi tersebut, SMK Ma’arif 1 Temon telah beberapa kali melakukan pengembangan sistem presensi.
Di awali dengan pengembangan sistem presensi menggunakan Radio Frequency Identification (RFID), tetapi hal tersebut dirasa masih kurang efisien karena diperlukan perangkat sensor sidik jari maupun RFID.
Selanjutnya juga pernah dilakukan pengembangan dengan memanfaatkan barcode scanner yang sudah dimiliki oleh perpustakaan. Hal ini juga dinilai kurang efektif karena barcode yang dipindai harus benar-benar jelas. Selain itu, sistem ini juga memerlukan ruang di komputer dan penambahan jaringan listrik maupun internet dimana hal ini masih sangat terbatas.
Kemudian dilakukan pengembangan aplikasi presensi berdasarkan geolocation, di mana siswa dapat melakukan presensi menggunakan smartphone masing-masing secara mandiri saat berada di lingkungan sekolah. Siswa hanya perlu memasukkan username dan password untuk masuk ke dalam aplikasi dengan memanfaatkan web browser seperti Google Chrome.
Namun hal ini masih dirasa sulit karena permasalahan teknis seperti siswa tidak memiliki kuota internet atau smartphone siswa tidak sesuai spesifikasi, bahkan banyak siswa yang tidak membawa telepon selular ke sekolah.
Menanggapi semua permasalahan tersebut, dilakukan pengembangan dan uji coba sistem presensi berbasis web di SMK Ma’arif 1 Temon dengan cara mengoptimalkan smartphone sebagai pemindai kartu presensi menggunakan QR code.
“Dipilihnya penggunaan QR code dikarenakan dapat menyimpan informasi yang lebih banyak daripada barcode yang hanya 1 dimensi. Apabila kartu presensi hilang atau rusak, siswa dapat meng-generate sendiri QR code melalui akun masing-masing,” jelas Uji Wardoyo, S. Kom., selaku Ketua kompetensi keahlian Rekayasa Perangkat Lunak (RPL).
Aplikasi ini hampir sama dengan aplikasi sebelumnya yang berbasis web, bedanya diberikan fitur tambahan untuk melakukan pemindaian kartu presensi yang hanya dapat dilakukan oleh bapak ibu guru.
“Sejak dilakukan pengujian pada Rabu (02/02/2022) kemarin, sampai saat ini penggunaan aplikasi tersebut masih dirasa mudah dan lebih aman apabila terjadi pemadaman listrik atau terjadi kesalahan pada jaringan internet di sekolah,” terang Yudwi Antoro Wibowo, S.Si., salah satu guru program keahlian RPL di SMK Ma’arif 1 Temon.
Rohwanto, S.Pd., selaku kepala SMK Ma’arif 1 Temon menambahkan, nantinya aplikasi ini akan diintegrasikan ke dalam sistem informasi sekolah.
“Tahun ini SMK Ma’arif 1 Temon telah melakukan kerja sama dengan Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) dalam pengembangan sistem informasi manajemen sekolah,” tuturnya.
Post a Comment
Berikan Komentar Anda